makalah manajemen pendidikan


Kata pengantar

            Alhamdulillahirobbil`alamin,segala puji hanya milik Allah yang menguasai alam dan isinya.yang telah memberikan kami berbagai macam kenikmatan,baik jasmani maupun rohani sehingga kami penulis berhasil menyelesaikan  makalah kami ini.
            Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita nabi besar Muhammad saw.karena berkat beliaulah kita bisa keluar dari zaman jahiliyah menuju zaman islamiyah
            Dan tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada  :
1.      Orang tua kami,yang telah memberi dukungan baik moril maupun spiritual sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini
2.      Ibu yanti hasbian,S.M.Pd selaku dosen manajemen pendidikan yang telah memberikan pengarahan.
3.      Teman-teman yang ikut membantu terselesaikanya makalah  ini
            Dan akhirnya kami selaku penulis menyadari sepenuhnya,bahwa dalam penyusunan makalah kami ini,banyak terdapat  kesalahan,untuk itu kami  mengharapkan tegur  sapa dari pembaca yang berupa saran maupun kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah kami.sekian dari kami…
Wassalamu`alaikum wr.wb





                                                                                                penyusun








DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR….……………………………………………………….i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….ii
BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………………………….1
BAB II. PEMBAHASAN
a.pengertian perencanaan…………………………………………………2
b.unsur-unsur dan syarat menyusun perencanan……………………….4
c.ciri-ciri perencanaan dalam lembaga pendidikan islam…………………………..…………………………………………….6
d. Prinsip-Prinsip Perancangan dan Implementasi Perencanaan………………………………………………………………..7
e.Jenis –Jenis Perencanaan……………………………………………….8
f. Rencana Strategi Dalam Lembaga Pendidikan Islam………………………………………………………………………..9
g.perencanaan operasional……………………………………………….10
g. Proses dan Tahapan Perencanaan……………………………………10
h. Pentingnya Perencanaan………………………………………………11
BAB III PENUTUP……………………………………………………………12
DAFTAR PUSTAKA……………………………...……..……………………13




BAB.I
 PENDAHULUAN
Perencanaan adalah sesuatu yang penting sebelum melakukan sesuatu yang lain. Perencanaan dianggap penting karena akan menjadi penentu dan sekaligus memberi arah terhadap tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian suatu kerja akan berantakan dan tidak terarah jika tidak ada perencaan yang matang, perencaan yang matang dan disusun dengan baik akan memberi pengaruh terhadap ketercapaian tujuan. Penjelasan ini makin menguatkan alasan akan posisi stragetis perencanaan dalam sebuah lembaga dalam perencanaan merupakan proses yang dikerjakan oleh seseorang manajer dalam usahanya untuk mengarahkan segala kegiatan untuk meraih tujuan.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dipahami perencanaan menentukan berhasil tidaknya suatu program, program yang tidak melalui perencanaan yang baik cenderung gagal. Dalam arti kegiatan sekecil dan sebesar apapun jika tanpa ada perencanaan kemungkinan besar berpeluang untuk gagal.
Hal tersebut juga berlaku dalam sebuah lembaga, seperti lembaga pendidikan, lebih khusus lembaga pendidikan Islam. Lembaga pendidikan yang tidak mempunyai perencanaan yang baik akan mengalami kegagalan. Hal ini tentunya makin memperjelas posisi perencanaan dalam sebuah lembaga.
Untuk memperlancar jalannya sebuah lembaga diperlukan perencanaan, dengan perencanaan akan mengarahkan lembaga tersebut menuju tujuan yang tepat dan benar menurut tujuan lembaga itu sendiri. Artinya perencanaan memberi arah bagi ketercapaian tujuan sebuah system, karena pada dasarnya system akan berjalan dengan baik jika ada perencanaan yang matang. Perencanaan dianggap matang dan baik jika memenuhi persyaratan dan unsur-unsur dalam perencanaan itu sendiri.


BAB.II
PEMBAHASAN
A.Pengertian perencanaan
 perencanaan adalah usaha untuk menggali siapa yang bertangungjawab terhadap berbagai aktifitas tertentu untuk mencapai tujuan bersama. Aktifitas tersebutkan tergambar dalam sebuah perencanaan yang matang dan komprehensif.   Di sisi lain, perencanaan dapat dikatakan sebagai usaha mencari penangggungjawab terhadap berbagai rumusan kebijakan untuk dilaksanakan bersama sesuai dengan bidang masing-masing.
Asnawir menyatakan perencanaan adalah kegiatan yang harus dilakukan padatingkat permulaan, dan merupakan aktifitas memikirkan dan memilih rangkaian tindakan yang tertuju pada tercapainya maksud dan tujuan yang ingin dicapai.
Islam mengajarkan kepada umatnya untuk merencanakan segala kegiatannya.” Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”(Qs.Al-Hasyr:18). Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa perlunya perlunya perencanaan untuk masa depan, apakah untuk diri sendiri, pemimpin keluarga, lembaga, masyarakat maupun sebagai pemimpin Negara.
Allah sebagai pencipta, Allah sebagai Perencana semua makhluk ciptaannya, Allah adalah Maha Merencanakan, Al-Bari, sifat tersebut menjadi inspirasi bagi umat islam terutama para manajer. Karena pada dasarnya manajer yang harus mempunyai banyak konsep tetang manajemen termasuk di dalamnnya perencanaan pemimpin yanb adalah yang mempunyai visi dan misi, dan membangun kedua hal tersebut agar berjalan sesuai dengan tujuan bersama. Visi dan misi merupakan hasil dari perencanaan yang baik dan matang. Menurut Soejitno Irmin dalam buku Kepmimpinan Melalui Asmaul Husna menyatakan bahwa perencanaan merupakan proses kegiatan yang tertata rapi yang bertahap dan bekelanjutan.
Dari kutipan tersebut dapat dicermati bahwa perencanaan adalah proses yang berkelanjutan, bertahap dan tertata rapi. Artinya perencanaan tidak bersifat mutlak, kaku tetapi ada peluang untuk perbaikan dan sisipan kebijakan baru. Dengan demikian perencanaan adalah proses yang berkelanjutan dalam rangka menyempurnakan aktifitas untuk mewujudkan tujuan bersama.
Dari beberapa definisi tersebut, dapat dipahami bahwa ada beberapa unsur penting yang terkandung dalam perencanaan pendidikan, yaitu:
1.      penggunaan analisis yang bersifat rasional dan sistematik dalam perencanaan pendidikan, termasuk di dalamnya metodologi dalam perencanaan.
2.      proses pembangunan dan pengembangan pendidikan. Artinya adalah perencanaan pendidikan dilakukan dalam rangka perbaikan pendidikan atau reformasi pendidikan.
3.      prinsip efektifitas dan efesien, artinya dalam perencanaan pendidikan perlu dipikirkan aspek ekonomis.
4.      kebutuhan dan tujuan peserta didik dan masyarakat, regional, nasional dan internasional, artinya perencanaan lembaga pendidikan hendaknya mencakup aspek internal dan eksternal dari organisasi sistem lembaga pendidikan.
Dengan demikian perencanaan pendidikan sekedar untuk internal lembaga pendidikan, anak didik, lebih dari itu pertimbangan lingkungan masyarakat sebagai pengguna sekaligus penerima hasil perlu dipertimbangkan, termasuki juga kebutuhan regional, nasional dan internasional, ini artinya adalah menyusun perencanaan hendaknya bersifat universal untuk jangka pendek dan jangka panjang yang kesemuanya bermuara kepada kebutuhan dan tujuan universal.

B.Unsur-Unsur dan Syarat-Syarat Menyusun Perencanaan.
Perencanaan membutuhkan pemkiran yang mendalam dengan pemikiran yang mendalam akan membantu proses perencanaan yang akan buat. Pemikiran tersebut dilandasi dengan keikhlasan dan keinginan untuk merencanakan suatu sebuah perencanaan bersama. Lebih dari dalam proses perencanaan hendaknya memperhatikan pendapat dan aspirasi bersama, Islam menurut Asnawir dalam bukunya Manajemen Pendidikan, paling tidak dalam menyusun perencanaan pendidikan, termasuk perencanaan pendidikan Islam, perlu memperhatikan empat unsure yaitu:
1.      tujuan hendaknya jelas, yang tercakup perumusan sasaran untuk mencari solusi dari problem yang ada.
2.      menetapkan teknik pengumpulan dan pengolahan data.
3.      berorentasi ke masa depan yang bersifat prediksi.
4.      adanya kegiatan yang tersusun, terangkai untuk mencapai tujuan.
Keempat unsur tersebut hendaknya menjadi perhatian bagi manajer sebelum menyusun perencanaan. Hal ini perlu karena berhubungan dengan kualitas, efektifitas dan efesiensi dalam isi kebijakan yang tersusun dalam perencanaan.
Selanjutnya selain memperhatikan unsur-unsur tersebut perlu diperhatikan syarat-syarat dalam menyusun perencanaan,yaitu:
1.      perencanaan dalam lembaga pendidikan Islam hendaknya memperhatikan dan didasarkan kepada tujuan yang jelas.
2.      dalam perencanaan hendaknya mengutamakan aspek kesederhanaan, realistis dan praktis.
3.      terinci dan memuat segala uraian, klasifikasi kegiatan dan rangkaian kegiatan sehingga memudahkan pelaksanaan serta memedomaninya.
4.      memperhatikan fleksibilitas sehingga mudah beradaptasi dengan keadaan, kebutuhan dan kondisi dan situasi.
5.      menghindari duplikasi dalam pelaksanaannya.Dari uraian tersebut tergambar bahwa perencanaan dilakukan terlebih dahulu sebelum pelaksanaan, di sisi lain, perencanaan di susun berdasarkan prioritas, efektif dan efesien.
 Menurut Asnawir langkah –langkah perencanaan hendaknya meliputi hal-hal sebagai berikut:
1.      menentukan dan merumuskan tujuan yang hendak dicapai.
2.       meneliti masalah-masalah atau pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan.
3.      mengumpulan data atau informasi-informasi yang diperlukan.
4.      menentukan tahap-tahap atau rangkaian tindakan.
5.      merumuskan bagaimana masalah-masalah tersebut akan dipecahkan, dan bagaimana pekerjaan-pekerjaan tersebut di selesaikan.
6.      menentukan siapa yang akan melakukan dan apa yang mempengaruhi pelaksanaan dari tindakan tersebut.
7.      menentukan cara bagaimana mengadakan perubahan dalam penyusunan rencana.
Hal lain yang perlu mendapatkan perhatian adalah sebagai berikut; pertama perencanaan pendidikan hendaknya mengutamakan nilai- nilai manusiawi, karena pada dasarnya pendidikan membangun manusia. Kedua perencanaan pendidikan hendaknya memberikan kesempatan untuk mengembangkan segala potensi peserta didik seoptimal mungkin. Ketiga perencanaan pendidikan hendaknya memberikan kesempatan yang kepada peserta didik. Keempat, perencanaan pendidikan hendaknya menyeluruh dan sistematis terpadu serta tersusun logis dan rasional. Kelima, perencanaan pendidikan hendaknya bereorientasi kepada pembangunan sumber daya manusia. Keenam, perencanaan pendidikan hendaknya dikembangkan dengan memperhatikan keterkaitan dengan berbagai komponen pendidikan secara sistematis. Ketujuh, perencanaan pendidikan hendaknya menggunakan sumber daya secermat mungkin karena sumber daya yang tersedia langka. Kedelapan, perencanaan pendidikan hendaknya beroreintasi kepada masa datang, karena pendidikan adalah proses jangka panjang yang kesemua itu untuk menghadapi masa depan. Kesembilan, perencanaan lembaga pendidikan hendaknya responsif terhadap kebutuhan yang berkembang di tengah masyarakat. Kesepuluh, perencanaan lembaga pendidikan hendaknya sarana untuk mengembangkan inovasi pendidikan hingga pembaharuan terus menerus.
Dari kutipan tersebut tergambar dengan jelas bahwa perencanaan lembaga pendidikan Islam sangat rumit. Dengan demikian perencanaan tidak dapat dilakukan tanpa adanya pemikiran yang matang komprehensif dan rasional. Untuk itu perhatian terhadap langkah-langkah perencanaan dan segala yang berkaitan dengan perencanaan penting bagi para manajer.
Paling tidak dalam penyusunan perencanaan hendaknya memenuhi hal tersebut, jika hal tersebut tidak dilalui maka ada kemungkinan renaca yang telah dibuat akan sulit untuk di realisasikan. Dengan demikian untuk menghindarkan dari kegagalan dalam menyusun perencanaan, langkah terbaik adalah menggunakan langkah-langkah yang telah teruji kebenarannya dalam menyusun perencanaan.
C.Ciri-Ciri Perencanaan Lembaga Pendidikan Islam
Ada beberapa ciri-ciri perencanaan lembaga pendidikan Islam adalah sebagai berikut: pertama, perencanaan pendidikan adalah suatu proses intelektual yang berkesinambungan dalam mengananlisis, merumuskan dan menimbang serta memutuskan dengan keputusan yang diambil harus mempunyai konsistensi internal dan berhubungan secara sistematis dengan keputusan-keputusan lain. Kedua perencanaan pendidikan selalu memperhatikan masalah, kebutuhan, situasi, dan tujuan, keadaan perekonomian, keperluan penyediaan dan pengembangan tenaga kerja bagi pembangunan nasional serta memperhatikan factor sosial politik merupakan bagian integral dari perencanaan pembangunan yang menyeluruh. Ketiga, tujuan perencanaan pendidikan adalah menyusun kebijaksanaan dan menggariskan strategi pendidikan yang sesuai dengan kebijakan pemerintah yang menjadi dasar pelaksanaan pendidikan pada masa yang akan datang. Keempat perencanaan pendidikan sebagai perintis atau pelopor dalam kegiatan pembangunan hendaknya memperhatikan masa depan dan bersifat inovatif, kuantitatif dan kualitatif. Kelima, perencanaan pendidikan selalu memperhatikan dan menganalisa factor ekologi, baik internal maupun eksternal.Berdasarkan ciri-ciri tersebut dapat dipahami dalam kontek pelaksanaannya tidak dapat diukur dan dinilai secara instant dan cepat, tetapi membutuhkan waktu yang lama, terutama yang bersifat kualitatif. Kenapa membutuhkan waktu yang lama? Karena pendidikan adalah sebuah pranata, pranata social yang hasilnya membutuhkan waktu yang lama.
D. Prinsip-Prinsip Perancangan dan Implementasi Perencanaan
Sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya, perencanaan lembaga pendidikan sangat komplek dan rumit, untuk itu perlu mengetahui prinsip-prinsip dalam proses implementasi dan penyusunan rancangannya. Di antara prinsip-prinsip tersebut adalah; pertama, perencanaan adalah interdisipliner, karena pendidikan sesungguhnya interdispliner terutama yang terkait dengan pembangunan manusia. Kedua, perencanaan bersifat fleksibel, dalam arti tidak kaku tetapi bersifat dinamis serta responsive terhadap tuntutan masyarakat terhadap pendidikan. Ketiga, perencanaan itu obyektif rasional, dalam arti untuk kepentingan umum . keempat, perencanaan dunilai dari apa yang sudah dimiliki. Kelima, perencanaan adalah wahana untuk menghimpun kekuatan kekuatan secara terkoordinir. Keenam, perencanaan disusun sesuai dengan data, perencanaan tanpa adata tidak memiliki kekuatan yang dapat diandalkan. Ketujuh, perencanaan adalah mengendalikan kekuatan sendiri, tidak bersandarkan kepada kekuatan orang lain. Kedelapan, perencanaan bersifat komprehensif dan ilmiah, dalam arti mencakup aspek esensial pendidikan dan disusun secara sistematik dengan menggunakan prinsip dan konsep keilmuan.Prinsip prinsip tersebut berguna dalam proses perancangan perencanaan lembaga pendidikan Islam.


E.Jenis –Jenis Perencanaan
Menurut Asnawir ada tujuh jenis-jenis perencanaan,yang kesemua itu dilihat dari sudut pandang berbeda, di antara jenis-jenis perencanaan tersebut adalah;
Dilihat dari segi waktu, dari segi waktu perencanaan dapat dibagi menjadi tiga yaitu pertama perencanaan jangka panjang, yang termasuk dalam perencanaan jangka panjang adalah rentang waktu sepuluh sampai tiga puluh tahun. Perencanaan jangka panjang ini bersifat umum, dan belum terperinci. Kedua, perencanaan jangka menengah, jangka menengah biasanya mempunyai jangka waktu antara lima sampai sepuluh tahun. Ketiga, perencanaan jangka pendek, yaitu perencanaan yang mempunyai jangka waktu antar satu tahun sampai lima tahun. Dilihat dari segi sifatnya perencanaan dibagi menjadi dua yaitu pertama, perencanaan kuantitatif, yang termasuk perencaan kuantitatif adalah semua target dan sasaran dinyatakan dengan angka-angka. Kedua, perencanaan kualitatif adalah perencanaaan yang ingin dicapai dinyatakan secara kualitas.
Perencanaan dari segi luas wilayah, perencanaan pendidikan dipandang dari segi luas wilayah dapat dibagi menjadi empat, yaitu pertama perencanaan local, yaitu perencanaan yang disusun dan ditetapkan oleh lembaga-lembaga yang ada di daerah-daerah dengan sifat yang terbatas. Kedua, perencanaan regional adalah perencanaan yang ditetapkan di tingkat propinsi.ketiga, perencanaan nasional, adalah perencanaan di suatau Negara dan dijadikan dasar untuk perencanaan local dan regional. Keempat, perencanaan internasional yaitu perencanaan oleh bebebrapa Negara yang melewati batas-batas suatu negara yang dilaksanakan melalui dari Negara-negara tersebut.
Perencanaan dari segi luas jangkauan terbagi menjadi dua yaitu pertama, perencanaan makro yaitu perencanaan yang bersifat universal, menyeluruh dan meluas. Kedua perencanaan mikro adalah perencanaan yang ditetapkan dan di susun berdasarkan kondisi dan situasi tertentu. Dari segi prioritas pembuatnya perencanaan dapat dibagi menjadi tiga, pertama perencanaan sentralisasi, yaitu perencanaan yang ditentukan oleh pemerintah pusat pada suatu Negara. Kedua perencanaan desentralisasi yaitu perencanaan yang di susun oleh masing-masing wilayah. Ketiga perencanaan dekonsentrasi yaitu perencanaan gabungan antara sentralisasi dengan desentralisasi.
Dari segi obyek perencanaan dibagi menjadi dua: pertama perencanaan rutin yaitu perencanaan yang di susun untuk jangka waktu tertentu yang dilakukan setiap tahun. Kedua perencanaan eksendental, yaitu perencanaan yang di susun sesuai dengan kebutuhan yang mendesak pada saat tertentu. Dari segi proses, perencanaan dapat dibagi menjadi tiga kelompok, pertama perencanaan filosofikal, yaitu perencanaan yang bersifat umum, hanya berupa konsep-konsep dari nilai yang bersifat ideal dan masih memerlukan penafsiran-penafsiran dalam bentuk program. Kedua, perencanaan programial adalah perencanaan berupa penjabaran dari perencanaan filosofikal. Ketiga perencanaan operasional yaitu perencanaan yang jelas dan dapat dilakukan.
F. Rencana Strategi Dalam Lembaga Pendidikan Islam
Perencanaan strategi adalah usaha sistematis formal dari suatu perusahaan untuk memperjelas sasaran utama, kebijakan-kebijakan dan strategi. Menurut Asnawir perencanaan startegik adalah proses pemikiran tujuan perusahaan atau organisasi, penentuan kbijakan, dan program yang perlu untuk mencapai tujua tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu di susun perencanaan, di antara metode perencanaan strategic adalah sebagai berikut: pertama pendekatan dari atas ke bawah, biasanya dibuat oleh prusahaan yang bersifat sentralisasi. Kedua pendekatan dari bawah, yaitu metode rancangan perencanaan dari bawah ke atas. Ketiga pendekatan interkatif adalah pendekatan manajer dari pusat bersama direksi-direksi berdialog secara terus menrus selama penyusunan rencana, termasuk juga berdialog dengan para staf pusat dan divisi-divisi. Keempat pendekatan perencanaan secara tim adalah pendekatan yang lebih banyak dilakukan pada perusahaan kecil dan bersifat sentralisasi. Kelima pendekatan tingkat ganda adalah pendekatan strategi dirumuskan secara independen pada tingkat korporasi dan pada tingkat unit bisnis.

G.perencanaan operasional
Perencanaan operasional: kebutuhan apa saja yang harus dilakukan untuk mengimplementasikan perencanaan strategi untuk mencapai tujuan strategi tersebut. Lingkup perencanaan ini lebih sempit dibandingkan dengan perencanaan strategi.
Perencanaan operasional yang khas :
1. Perencanaan produksi (Production Plans) : Perencanaan yang berhubungan dengan metode dan teknologi yang dibutuhkan dalam pekerjaan
2. Perencanaan keuangan (Financial Plans) : Perencanaan yang berhubungan dengan dana yang dibutuhkan untuk aktivitas operasional
3. Perencanaan Fasilitas ( Facilites Plans) : Perencanaan yang berhubungan dengan fasilitas & layaout pekerjaan yang dibutuhkan untuk mendukung tugas.
4. Perencanaan pemasaran (Marketing Plans) : Berhubungan dengan keperluan penjualan dan distribusi barang /jasa.
5.perencanaan sumber daya manusia (Human Resource Plans): berhubungan dengan rekruitmen, penyeleksian dan penempatan orang-orang dalam berbagai pekerjaan
H.Proses dan Tahapan Perencanaan
Untuk lebih menyederhanakan pentahapan perencanaan akan dijelaskan sebagai berikut,pertama need assessment, yaitu kajian terhadap kebutuhan yang mencakup berbagai aspek pembanguan pendidikan lembaga Islam yang telah dilaksanakan, keberhasilan, kesulitan, kekuatan, kelemahan, sumber-sumber yang tersedia, sumber-sumber yang perlu disediakan, aspirasi masyarakat yang berkembang terhadap pendidikan, harapan, cita-cita yang merupakan dambaan masyarakat. Kajian ini menjadi penting karena membandingkan antara antara yang telah terjadi dengan yang akan terjadi. Kedua Formula of Goals and obyektive, artinya perumusan dan sasaran perencanaan merupakan arah perencanaan serta merupakan penjabaran operasional dari aspirasi filosofis masyarakat. Ketiga, Priolicy and priority setting adalah penentuan kebijakan dan prioritas dalam perencanaan pendidikan sebagai muara need assessment. Keempat Program and project formulasion adalah rumusan program dan proyek kegiatan yang merupakan komponen opressional perencanaan pendidikan. Kelima Feasiblitay testing adalah dengan alokasi sumber-sumber yang tersedia seperti sumber dana. Biaya suatu rencana yang disusun secaralogis dan kurat serta cermat merupakan petunjuk tingkat kelayakan rencana. Keenam plan implementation adalah pelaksanaan rencana untuk mewujudkan rencana yang tertulis kedalam perbuatan penjabaran rencana kedalam perbuatan ilmiah yang menetukan apakah suatu rencana baik dan efektif. Ketujuh, evaluation and revisionfor future plan adalah kegiatan untuk menilai tingkat keberhasilan pelaksanaan rencana yang merupakan umpan balik untuk merivisi dan mengadakan penyesuaian rencana untuk periode rencana berikutnya.
I.Pentingnya Perencanaan
Perencanaan mempunyai posisi yang penting dalam sebuah organisasi, tanpa adanya perencanaan maka jalannya organisi tidak jelas arah dan tujuannya. Oleh Karena itu perencanaan penting karena pertama dengan adanya perencanaan diharapan tumbuhnya suatu pengarahan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada pencapaian tujuan. kedua dengan perencanaan, maka dapat dilakukan suatu perkiraan terhadap hal-hal dalam masa pelaksanaan yang akan dilalui. Ketiga perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternative tentang cara terbaik atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang terbaik. Keempat dengan perencanaan dapat dilakukan skala prioritas. Kelima, dengan adanya rencana, maka akan ada suatu alat pengukur atau standar untuk mengadakan pengawasan.
Dengan demikian perencanaan mempunyai peranan penting dalam organisasi publik maupun dalam organisasi yang bersifat pribadi. Dengan adanya perencanaan akan dimungkinkan untuk memprediksi kerja dimasa yang akan datang, bahkan akan mampu memprediksi kemungkinan hasil yang akan dicapai.

BAB.III
PENUTUP
Kesimpulan
Dengan demikian perencanaan adalah usaha untuk menggali siapa yang bertangungjawab terhadap berbagai aktifitas tertentu untuk mencapai tujuan bersama. Aktifitas tersebutkan tergambar dalam sebuah perencanaan yang matang dan komprehensif. Yang mempunyai tahapan sederhana sebagai berikut kajian kebutuhan, perumusan tujuan dan sasaran, penentuan kebijakan dan prioritas, perumusan program dan proyek kegiatan, pembeiayaan yang rasional dan sesuai dengan sumber alokasi dana yang ada, pelaksanaan rencana, evaluasidan revisi.












DAFTAR PUSTAKA
Asnawir, Manajemen Pendidikan, Padang: IAIN IB Press, 2006
B. Uno, Hamzah, Perencanaan Pembelajaran,Jakarta: Bumi Aksara, 2006
Cuningham, William G, Systematic Planing for Education Change, first Edition, California: Mayfield Publisihing, 1982
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2005
Irmin, Soejitno, Kepemimpinan Melalui Asmaul Husna, Jakarta: Batavia Press, 2005
Makmun, Abin Syamsuddin, dan Saud, Udin Syaefudin, Perencanaan Pendidikan, Bandung: Rosda Karya:2007


 












Komentar

Postingan populer dari blog ini

makalah kapita selekta pendidikan

Sebuah Motivasi agar istiqomah membaca Al qur`an setiap hari